Thursday, June 27, 2013
manfaat senam yoga
Derio
Hendrabayu 1 comment
Pada abad 21 ini yoga hadir sebagai
salah satu bentuk exercise yang makin marak ditemukan di pusat-pusat kebugaran.
Masyarakat dari berbagai lapisan strata sosial berbondong-bondong datang
menghadiri kelas yoga. Motif dasar mereka pada umumnya sama. Semua ingin
mendapatkan efek kesehatan yang –konon- diperoleh ketika melakukan gerakan-gerakan
yoga. Benarkah demikian? Apakah benar ada korelasi antara yoga dan
kesehatan ? Mari kita bahas.
Yoga adalah sebuah ilmu pengetahuan
kuno yang berakar dari filosofi Hindu dan bersifat pantheisme
(kepercayaan bahwa seluruh alam semesta dan isinya bersifat ilahi). Ilmu ini
sangat kompleks dan membicarakan banyak aspek dari manusia, mulai dari tataran
fisikal hingga ke tataran spiritual. Praktisi yoga (kerap disebut yogi)
diharapkan menggapai pencerahan paripurna (Brahman) yaitu pengetahuan
manusia akan hakekat dirinya yang sejati dimana dia menyadari dan menghidupi
dirinya sebagai bagian dari continuum semesta. Ketika seorang manusia
telah hidup pada tataran spiritual maka ia disebut telah mencapai Brahman (Universal
Mind), telah menggapai pencerahan paripurna atau Enlightenment.
Perlu juga diketahui bahwa ilmu
pengetahuan ini telah mengalami fusi dengan masyarakat dunia barat yang
rata-rata menganut materialisme (kepercayaan bahwa physical matter
adalah satu-satunya keniscayaan) dan atheis (tidak mengakui adanya
konsep ketuhanan). Para yogi yang seperti ini bertujuan mencapai kesempurnaan
pengetahuan akan diri dan mendapatkan hidup yang berkualitas, alih-alih
mencapai Brahman. Hidup yang berkualitas adalah mendapatkan tubuh yang sehat
dan pikiran yang positif.
Hatha Yoga
Ada banyak aliran dari yoga, namun
ketika diperkenalkan di Amerika Serikat, hatha yoga adalah aliran yang
lebih banyak diapresiasi dan kemudian berkembang amat pesat. Menurut survei
yang dilakukan The Wall Street Journal dan NBC, pada 1998 ada 18 juta warga
Amerika Serikat yang menjadi praktisi yoga aktif. Jumlah yang terus
berkembang hingga sekarang.
Hatha yoga adalah cabang dari yoga yang menitikberatkan pada
penguasaan tubuh dan nafas melalui penyeimbangan dua kutub energi pada manusia
yaitu yang dan yin, masculine dan feminine, lingga
dan yoni, ha (matahari) dan tha (bulan). Keseimbangan 2
kutub ini mutlak membutuhkan penguasaan akan tubuh fisik yang diperoleh melalui
praktik asanas (olah tubuh), mudra (gestur), kriya (pembersihan), bandha
(kuncian), dan pranayama (olah nafas). Dari Western World inilah yoga
(hatha) lalu menyebar dengan cepat dan akhirnya menjadi bagian dari budaya
global.
Hatha yoga sebenarnya menyiapkan manusia di aspek fisikal agar
aspek-aspek lain dari manusia dapat dibenahi dengan mudah. Dengan mengolah
tubuhnya, manusia memperoleh kesehatan fisik juga ketajaman dan ketenangan
bathin/pikiran Kombinasi dari fisik yang sehat dan bathin yang terjaga
menghasilkan watak dan karakter yang kokoh dan mantap. Individu yang seperti
inilah yang siap untuk hidup dalam dimensi spiritualitas yang lebih tinggi.
Namun proses untuk mencapai hal tersebut tidak mudah. Selama tubuh seorang
manusia belum berada pada keseimbangan yang sempurna, maka energi bathin terus
menerus terbuang percuma dan kesadarannya selalu terjaga dalam tingkat energi
yang rendah. Jadi Hatha yoga mempersiapkan manusia agar harmonis di
tingkat fisikal sehingga ia dapat membawa dan mengarahkan dirinya sendiri ke
level kesadaran yang lebih tinggi.
Perbedaan
Yoga dan Olahraga Lainnya
Kembali ke awal tulisan, mengenai
yoga yang dapat ditemukan di pusat-pusat kebugaran yang menawarkan keragaman
jenis olahraga. Apa yang membedakan yoga dan olah tubuh non yoga? Mana yang
lebih bermanfaat bagi kesehatan manusia?
Non yoga (ambil contoh aerobic)
- gerakan-gerakannya sporadis, cepat, dan memberikan penekanan yang kuat pada otot.
- dirancang untuk mendapatkan bentuk tubuh yang atletis
- tidak ada keharusan untuk memperhatikan nafas
- memperlancar peredaran darah dengan memberikan penekanan pada jantung
Yoga:
- gerakannya lembut, cenderung menghindari gerakan otot yang tiba-tiba dan terlalu keras
- tidak dirancang secara khusus untuk membentuk tubuh, sehingga tidak efektif untuk mendapatkan bentuk tubuh yang atletis dan perut yang kecil
- gerakan yoga dilakukan dengan kesadaran penuh akan nafas sehingga kekuatan mental bertambah serta pikiran lebih fokus dan tajam
- memperlancar peredaran darah namun tidak memberikan pressure berlebihan pada jantung
Keunggulan
yoga yang tidak ada di exercise lainnya
adalah yoga memberikan dampak yang positif tidak hanya ke aspek fisikal namun
juga ke aspek mental dan emosional. Semuanya digerakkan dalam satu ‘tarian’
yang berpadu harmonis. Keharmonisan dan keseimbangan semua aspek inilah yang
menghasilkan efek positif dalam merawat kesehatan tubuh dan bersifat therapeutic
dalam menangani kelemahan tubuh akibat kelalaian manusia (baca: penyakit).
Keunggulan yoga berikutnya adalah pada gerakan yang gentle but firm
dari yoga. Jika otot berkontraksi maka simpanan gula dalam tubuh akan berubah
menjadi asam laktat dan timbullah tenaga tambahan.Dalam olahraga yang keras,
cepat, dan sporadis seperti aerobic, paru-paru bekerja semakin cepat untuk
mendapatkan cukup oksigen guna memenuhi kebutuhan otot tersebut, namun jika
dilakukan terlalu keras maka nafas yang panjang dan cepat sekalipun tidak mampu
memenuhi kebutuhan tubuh akan oksigen, akibatnya asam laktat akan bertambah dan
menumpuk pada otot. Otot mengalami kelelahan yang dapat membawa pada kejang
otot (kram). Sebaliknya terjadi pada yoga.
Meski halus, gerakan yoga
yang dilakukan secara bertahap memberikan manfaat yang sama dengan
gerakan-gerakan keras dan cepat dari bentuk olah tubuh lainnya namun tidak
diikuti dengan penumpukan asam laktat di otot yang dapat mengakibatkan
keletihan. Selain itu yoga tidak memberikan tekanan berlebihan pada jantung dan
sistem syaraf sebagaimana yang ditimbulkan oleh olah tubuh yang lain.
Setelah membaca uraian di atas,
apakah anda pikir hatha yoga adalah yang terbaik dari bentuk olah tubuh
lainnya? Menurut penulis, semua bentuk olah tubuh adalah baik adanya.
Masing-masing membawa efek positif pada kesehatan tubuh manusia dan mereka
mempunyai keunggulan tersendiri. Perbandingan yang penulis uraikan bukan untuk
mencari mana yang terbaik, melainkan untuk melihat keunggulan dari tiap bentuk
olah tubuh (dalam hal ini adalah memperlihatkan keunggulan yoga). Jelas bahwa
yoga membawa banyak manfaat bagi kesehatan tubuh, namun manusia memilih bentuk
exercise yang sesuai dengan minat/seleranya. Setiap orang membutuhkan wadah
yang berbeda guna mengekspresikan tubuhnya, emosinya, pikirannya. Ada yang
ingin ‘memahat’ tubuhnya seindah mungkin, ada yang hendak mengecilkan perutnya
saja, ada yang hanya ingin berkeringat dan mendapatkan rasa ‘well being’
dan ada pula yang ingin mendapatkan kesehatan jasmani dan ruhani. Semuanya
berpulang kembali pada tiap individu.
Hubungan
Yoga dan Kesehatan
Sekarang hampir semua orang di
planet ini tentu pernah mendengar tentang yoga dan seiring dengan makin
maraknya orang yang beryoga, liputan serta pemberitaan tentang yoga, maka
informasi yang benar tentang apa itu yoga makin mudah diperoleh. Begitu
pula dengan informasi mengenai dampak dari yoga terhadap kesehatan. Jika kita
menggunakan mesin pencari di internet untuk topik ‘yoga dan kesehatan’ maka
muncul banyak sekali entry mengenai jurnal-jurnal medis bergengsi yang membahas
topik tersebut. Di bawah kacamata ilmu kedokteran, yoga tengah mendapatkan
banyak penelitian dan para scientist mendapatkan hasil yang memuaskan.
Berikut ini adalah daftar dari
sekian banyak penyakit fisik yang telah terbukti dapat diperlambat, dikurangi,
bahkan disembuhkan oleh yoga:
ACIDITY, HEARTBURN (sakit jantung),
INTOXICATION (keracunan), ALLERGIES (alergi) , ALZHEIMER (kondisi medis yang
menyebabkan dementia atau penurunan daya ingat), ANEMIA (kurang darah), ANXIETY
(khawatir yg berlebihan), NERVOUS TENSION (tekanan syaraf), ARTHRITIS (sakit
persendian), ASTHMA (asma), BACK PAIN (sakit tulang punggung), BRONCHITIS (radang
tenggorokan), CANCER (kanker), CARDIAC, HIGH BLOOD PRESSURE (tekanan darah
tinggi), CARPAL TUNNEL SYNDROME (penyakit syaraf yang menyebabkan sakit dan
kelemahan di tangan), CHRONIC FATIGUE (kelelahan akut), COLITIS (bengkak di
usus besar), COMMON COLD (flu), CONSTIPATION (sembelit), DIABETES (penyakit
gula), EPILEPSY (ayan), EYE PROBLEMS (penyakit di mata), FACIAL WRINKLES
(keriput), GASTRO-INTESTINAL DISORDERS (penyakit yg berhubungan dengan perut
dan pencernaan), HEADACHES (sakit kepala), MIGRAINES (sakit kepala sebelah),
HEMORRHOIDS (wasir), HEPATITIS (penyakit hati), IMMUNIE DEFICIENCY (ketahanan
tubuh berkurang), IMPOTENCE (lemah syahwat), STERILITY (susah punya keturunan),
INSOMNIA (susah tidur), KIDNEY STONE (batu ginjal), MULTIPLE SCLEROSIS (penyakit
syaraf yang menyebabkan sistem imun tubuh tidak bekerja sempurna, otot melemah,
pandangan mata kabur, susah berbicara bahkan kelumpuhan total), MUSCULAR
DISTROPHY (melemahnya otot), OBESITY (kegemukan), OSTEOPOROSIS (Perapuhan
tulang), PROSTATE ENLARGEMENT (pembengkakan kelenjar prostat), SKIN PROBLEMS,
SLEEP APNEA, SLIPPED DISK (kartilago yg memisahkan ruas-ruas tulang punggung
bergeser tidak pada tempatnya), SCIATICA (sakit di panggul diakibatkan tekanan
pada syaraf sciatic), THYROID PROBLEMS (pembengkakan kelenjar tiroid),
MENOPAUSE (berakhirnya siklus menstruasi pada wanita), MENSTRUAL CRAMPS (keram
pada saat haid), URINARY TRACT DISORDER FOR WOMEN, VAGINAL INFECTIONS (infeksi
pada kelamin wanita), dll.
Yoga dapat bersifat therapeutic
bagi penyakit-penyakit diatas jika dipraktikkan sesuai dengan prinsip berikut:
- Dilakukan secara teratur. Berlatih yoga secara teratur membantu meregangkan dan menguatkan otot, melenturkan persendian dan menguatkan tulang serta menstimuli pengeluaran hormon secara teratur
- Bernafas dalam. Teknik pernafasan yoga meningkatkan kapasitas paru-paru agar proses pernafasan menjadi optimal. Teknik pernafasan yoga juga membantu menguatkan organ tubuh bagian dalam dan meningkatkan kemampuan tubuh untuk relaks
- Pola makan seimbang. Pola makan yang seimbang dan memenuhi asupan gizi bagi tubuh akan meningkatkan kesehatan saecara holistik
- Istirahat yang cukup. Penting sekali menjaga keseimbangan antara bekerja dan beristirahat agar kesehatan tubuh selalu dalam kondisi yang prima.
- Berpikir positif. Pikiran/bathin juga harus selalu diberikan input yang positif agar aspek mental dan emosional terjaga kesehatannya. Terdapat korelasi antara pikiran dan tubuh. Pikiran-pikiran positif amat membantu proses pemulihan tubuh dari penyakit
Dengan mempraktikkan yoga
yang diikuti dengan kelima prinsip diatas, maka penulis yakin manfaat
therapeutic yoga dapat dinikmati oleh semua orang. Pada dasarnya tubuh manusia
mempunyai kemampuan untuk menyembuhkan dirinya sendiri secara alami. Yoga
membantu tubuh agar sistem-sistemnya dapat bekerja secara optimal dan efisien.
Jika sistem-sistem tubuh bekerja dengan optimal maka tubuh pun mencapai kondisi
homeostatis atau ekulibrium.
Berikut ini adalah manfaat yang
didapatkan dari bermacam-macam postur yoga (asanas):
- Melatih seluruh otot tubuh, karena ada otot yang jarang sekali dipergunakan bahkan dalam banyak olahraga keras sekalipun.
- Meningkatkan asupan oksigen ke otak dan kedalam sistem tubuh
- Menstimulasi syaraf pada tulang punggung
- Memperlancar peredaran darah
- Menstimulasi kelenjar hormonal (sistem endokrin) dalam tubuh
- Memijat organ tubuh bagian dalam
- Menstabilkan fungsi kerja tubuh,
- Meningkatkan rasa nyaman, tentram dan bebas stres,
- Memperbaiki perilaku (sifat dan sikap) yang kurang baik,
- Meningkatkan rasa percaya diri,
- Pola pikir yang lebih positif dan penghargaan terhadap diri (self esteem),
- Memperlambat penuaan dan meningkatkan kesehatan secara menyeluruh (holistik).
Karena banyak sekali manfaat yang
dapat diperoleh dari berbagai postur yoga inilah maka makin banyak dokter yang
merekomendasikan yoga kepada para pasiennya. Kemajuan ilmu kedokteran modern
juga membantu yoga dengan mengadakan penelitian intensif tentang efek
therapeutic yoga dan hasilnya banyak dipublikasikan di jurnal-jurnal medis.
Kesehatan Mental dan Emosional
Yoga juga dapat membantu proses penyembuhan dari masalah-masalah
emosional dan mental. Banyak sekali praktisi yang melaporkan kondisi
emosionalnya jauh membaik setelah ia rutin beryoga. Mengapa hal demikian bisa
terjadi? Mari kita lihat kembali di awal tulisan ini. Yoga adalah ilmu
pengetahuan kuno yang melihat manusia sebagai mahluk multi aspek/dimensi.
Manusia tidak hanya eksis di tataran fisikal saja, ia juga eksis di tataran
mental, emosional, dan spiritual. Banyak manusia modern yg tidak menyadari
keterkaitan antar aspek tersebut. Kondisi mental dan emosi yang sehat turut
ambil bagian dalam menciptakan kesehatan tubuh fisik seseorang. Kondisi fisik
yang sehat juga akan membawa lebih banyak kesehatan dalam aspek mental dan
emosional manusia.
Ilmu kedokteran modern juga mulai
melirik aspek mental ini sebagai salah satu faktor penting yang menunjang
kesehatan. Ini terbukti dengan kasus efek placebo dimana seorang pasien
dapat sembuh dengan diberikan sugesti bahwa ‘obat’ yg ia minum dapat menyembuhkan
penyakitnya. Padahal yang ia minum hanyalah pil gula.
Keterkaitan antara tiap aspek
manusia ini amat disadari dalam praktek hatha yoga. Sejak dulu, para Rishi
telah menemukan adanya keterkaitan atau hubungan yang erat antara tubuh dan
pikiran. Bahwa kondisi mental tertentu berkaitan dengan mekanisme biologis yang
khas, dan bahwa ada hubungan antara keadaan emosional dan produksi hormon dalam
tubuh.
Keterkaitan tubuh dan jiwa
dipengaruhi oleh kelenjar endokrin, yaitu kelenjar yang mengatur efektivitas
kerja tubuh yang rumit dengan mengaktifkan kelenjar-kelenjar tertentu untuk
mengeluarkan hormon ke dalam aliran darah. Hormon-hormon ini mempunyai
bermacam-macam efek, tidak hanya terhadap fungsi-fungsi tubuh, seperti
pertumbuhan, pencernaan, pemanasan, energi, seks dan lain-lain, tetapi juga
berpengaruh terhadap pikiran. Putus asa, rasa tak berdaya, marah, atau cemburu
adalah emosi-emsoi negatif yang dihasilkan dari pikiran-pikiran negatif yang
menciptakan ketidakseimbangan hormon dan mengakibatkan bertambahnya produksi
sel-sel abnormal. Inilah asal mula timbulnya penyakit. Sebaliknya, perasaan
yang positif akan menghasilkan hal-hal positif pula
Karena itulah dalam yoga,
selain mengolah aspek fisik, nafas pun diolah karena nafas adalah jembatan antara
tubuh dan pikiran. Pikiran juga tak luput diolah dan diberdayakan melalui
meditasi. Bagaimana dengan aspek emosi? Emosi adalah buah dari pikiran. Pikiran
yang diolah dengan baik mampu menciptakan emosi yang baik dan positif pula.
Mendapatkan emosi yang baik maka nafas menjadi lebih dalam dan relaks, tubuh
pun merespon dengan mengeluarkan hormon-hormon dengan lancar sehingga seluruh
sistem tubuh bekerja dengan baik. Ini adalah semua maslahat yang dapat
diperoleh dari yoga dan akhirnya keseimbangan yang sempurna antara mind dan
body dapat diperoleh seorang praktisi. Jika pikiran dan tubuh telah menari
dalam ritme yang harmonis maka terbukalah pintu gerbang bagi praktisi yoga
untuk mencapai Self Realization, menyadari jika dirinya eksis di tataran
spiritual, tataran kosmos. Dan berangkat dari tataran ini maka kita benar-benar
dapat menjadi manusia sejati, khalifah Tuhan di muka Bumi yang selalu
menyebarkan cinta dan perdamaian.
sumber : http://annunaki.me/
for sharing about data analysis
Data analysis
techniques
A. Definition
In qualitative research, data obtained from many sources with data collection techniques brmacam anyway. The data obtained are qualitative data, so data analysis techniques used in the pattern has not been clear, sehungga mengkibatkan difficulties in analyzing the data
A. Definition
In qualitative research, data obtained from many sources with data collection techniques brmacam anyway. The data obtained are qualitative data, so data analysis techniques used in the pattern has not been clear, sehungga mengkibatkan difficulties in analyzing the data
Nasution : analysis is a difficult job, requiring hard work. Analysis requires
creative and high
intellectual ability. There is no
way that can be followed to conduct the analysis, so
that every researcher hrus find your own method
that felt suited to the nature
of his research. The same material
can be classified otherwise by different researchers.
so, the data analysis
is the process of finding and compiling the sisteamtis
data obtained from interviews,
field notes, and documentation,
by organizing the data into categories, defined in units, synthesize, organize into a pattern, choose which important and will be studied, and make conclusions
so easily understood by oneself or others. The
data obtained were then developed a hypothesis. Based on
the collected data was repeated with the technique of triangulation, it turns out the hypothesis is accepted, then the
hypothesis is developed into a
theory.
B. The process of data analysis
analysis has been started since formulate and explain the problem, before plunging into the field, and continue until the writing of the results of research
analysis has been started since formulate and explain the problem, before plunging into the field, and continue until the writing of the results of research
1. Analysis
prior to the field
Analysis was performed on data from a preliminary study, or secondary data, which will be used to determine the focus of research. However, this is still tentative and will be developed after research in and for the field. Thus, the proposal pembautan study, researchers focused on the object under study and its karakteriktiknya.
2. Analysis of field data model of Miles and Huberman
Analysis was performed on data from a preliminary study, or secondary data, which will be used to determine the focus of research. However, this is still tentative and will be developed after research in and for the field. Thus, the proposal pembautan study, researchers focused on the object under study and its karakteriktiknya.
2. Analysis of field data model of Miles and Huberman
activity
in qualitative
data analysis is done interactively and continues over time until complete, so the data is already saturated. Activity data analysis is data reduction,
data display, and conclusion drawing / verification.
a. Data
Reduction (data reduction)
Summarize the data reduction means, choose the basic things, focus on the things that are important, look for themes and patterns. The data have been reduced will give a clearer picture, and facilitate researchers to conduct further data collection, and find when needed.
The main objective of qualitative research is the discovery. Thus, if researchers in penelitiannyamenemukan seen everything foreign, unknown, yet have the pattern, that's what should be the concern of researchers in performing data reduction. Reduction is a process of thinking that requires sensitive intelligence and the breadth and depth of knowledge is high.
b. data Display
The text is a narrative that is often used for data representation in qualitative research. Presentation of data can be done, in the form of a short description, chart, relationships between categories, flowcharts and the like.
Summarize the data reduction means, choose the basic things, focus on the things that are important, look for themes and patterns. The data have been reduced will give a clearer picture, and facilitate researchers to conduct further data collection, and find when needed.
The main objective of qualitative research is the discovery. Thus, if researchers in penelitiannyamenemukan seen everything foreign, unknown, yet have the pattern, that's what should be the concern of researchers in performing data reduction. Reduction is a process of thinking that requires sensitive intelligence and the breadth and depth of knowledge is high.
b. data Display
The text is a narrative that is often used for data representation in qualitative research. Presentation of data can be done, in the form of a short description, chart, relationships between categories, flowcharts and the like.
Grounded theory
is a theory that found inductively, based on the data found in the field, and
then tested through ongoing data collection. The patterns were found to have
been supported by the data for the study, the pattern has become the standard
patterns that are no longer changed and then displayed on the final report of
the study
c. Drawing conclusions and verification is the third step in
the analysis of qualitative data by Miles and Huberman. Preliminary conclusions
presented are temporary and will be changed if it is not found strong evidence
that the next phase of data collection. But kika conclusions expressed in the
early stages supported by the evidence and consistent, the conclusions put
forward a credible conclusion.
Conclusions in qualitative research is a new finding that has not previously exist. The finding is still a picture of an object that is still dim after investigation it became clear that, in the form of causal relationships / interactive, hypothesis or theory.
Conclusions in qualitative research is a new finding that has not previously exist. The finding is still a picture of an object that is still dim after investigation it became clear that, in the form of causal relationships / interactive, hypothesis or theory.
3. Analysis of
field data for the model Spradley
Spradley (1980) split the data analysis in qualitative research based on the stage in qualitative research. Stages of data analysis in qualitative research domain analysis, taxonomy and kompenensial, analysis of cultural themes.
Stages of qualitative research:
1. Choosing social situations
Spradley (1980) split the data analysis in qualitative research based on the stage in qualitative research. Stages of data analysis in qualitative research domain analysis, taxonomy and kompenensial, analysis of cultural themes.
Stages of qualitative research:
1. Choosing social situations
2. Conducting
observations
3. Take note of the observations and interviews
4. Descriptive observations
5. Perform domain analysis
6. Observations focused
7. Conducting analysis of taxonomic
8. Selected observations
9. Perform analysis kompenensial
10. Perform analysis of themes
11. findings power
12. Writing a qualitative research report
Qualitative data analysis:
a. domain analysis
Obtain a general and comprehensive picture of the object / research or social situation. Found various domains or categories. Obtained with the grand questions and minitour. Researchers menetapakn particular domain as a basis for further research. More and more domains are selected, then the more time diperlukanuntuk research.
3. Take note of the observations and interviews
4. Descriptive observations
5. Perform domain analysis
6. Observations focused
7. Conducting analysis of taxonomic
8. Selected observations
9. Perform analysis kompenensial
10. Perform analysis of themes
11. findings power
12. Writing a qualitative research report
Qualitative data analysis:
a. domain analysis
Obtain a general and comprehensive picture of the object / research or social situation. Found various domains or categories. Obtained with the grand questions and minitour. Researchers menetapakn particular domain as a basis for further research. More and more domains are selected, then the more time diperlukanuntuk research.
b. taxonomic analysis
The selected domains are then translated into more detail, to determine the internal structure of. So, done with focused observation.
c. analysis komponensial
Finding specific cirri on each internal structure by contracting between elements. Done through observation and interviews selected with contrasting questions.
d. Analysis of cultural themes
Finding relationships between domains, and how the relationship with the whole, and then expressed into the theme / title of the study.
The selected domains are then translated into more detail, to determine the internal structure of. So, done with focused observation.
c. analysis komponensial
Finding specific cirri on each internal structure by contracting between elements. Done through observation and interviews selected with contrasting questions.
d. Analysis of cultural themes
Finding relationships between domains, and how the relationship with the whole, and then expressed into the theme / title of the study.
Indonesian
People Should Value All the Different Culture to Promote Unity of the Nation
Indonesia is
a culturally-diverse country. Many different religions and cultures from many
provinces are now seen living side by side in many places. One of the biggest
questions facing Indonesian today is how to deal with a culturally diverse
citizenry and then promote unity.
Therefore,
Indonesians should appreciate differences among culture for the following
reasons. Firstly, Indonesia is vulnerable to separation for its archipelago and
culture diversity. Raising tolerance among people is the best way to maintain
the unity among differences. Many ways or cultures of living are equally legal,
even if they are not regarded as normal by some people. If a society claims to
be tolerant of personal choice, then it must respect the personal choice to
retain their heritage. Then, unity of the nation can be preserved.
Secondly, Indonesians must recognize that every culture has different customs and beliefs. Thus, people are forbidden to make judgments of comparative value, for it is measuring something unmeasured. A plurality of nations, especially in the modern era, can allow for cultural development and cultural exchange that benefits both parties. The cross-cultural understanding among cultures makes the world a better place and preserves the unity of the nation.
Lastly, raising nationalism is one way to preserve unity of the nation. It is a sense of fellow feeling between group members. This promotes cooperation and social cohesion within the group. The sense of social cooperation makes welfare, social security and medical programs much more likely and stronger.
Cultural differences are sometime a sensitive matter for people. Indonesian people must teach younger generation about the importance of the cultural identity and nationalism to promote unity of the nation.
Secondly, Indonesians must recognize that every culture has different customs and beliefs. Thus, people are forbidden to make judgments of comparative value, for it is measuring something unmeasured. A plurality of nations, especially in the modern era, can allow for cultural development and cultural exchange that benefits both parties. The cross-cultural understanding among cultures makes the world a better place and preserves the unity of the nation.
Lastly, raising nationalism is one way to preserve unity of the nation. It is a sense of fellow feeling between group members. This promotes cooperation and social cohesion within the group. The sense of social cooperation makes welfare, social security and medical programs much more likely and stronger.
Cultural differences are sometime a sensitive matter for people. Indonesian people must teach younger generation about the importance of the cultural identity and nationalism to promote unity of the nation.
Subscribe to:
Posts (Atom)